Selasa, 16 Januari 2024 SMA Negeri 1 Mirit adakan sosialisasi kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kearifan Lokal. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di aula setempat dan diikuti oleh seluruh siswa kelas XI. Acara sosialisasi sekaligus pembukaan P5 diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars SMA Negeri 1 Mirit, kemudian dilanjutkan sambutan ketua OSIS sebagai perwakilan siswa-siswi kelas XI.Â
Dalam sambutannya, Rizki Al Mufid menyampaikan bahwa kelas XI sangat mendukung adanya kegiatan P5.
“Sebagai siswa yang menjadi penerus bangsa, kita harus terus berkarya. Salah satunya melalui kegiatan P5.†Ujar Rizki.
P5 di SMA Negeri 1 Mirit kali ini mengusung sub tema Lestarikan Budaya Lokal, Kembangkan Kreatifitas Kekinian.Â
“P5 itu merupakan salah satu ciri khas dari penerapan kurikulum merdeka selain pembelajaran berdiferensiasi yang diterapkan di kelas-kelas†tutur Faidah Setyaningsih, S.Sos., Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum dalam sambutannya.
Pada kesempatan tersebut, guru Sosiologi yang biasa disapa Faidah juga menegaskan tentang pentingnya kegiatan P5 bagi siswa SMA Mirit dalam kurikulum merdeka.
Menurutnya, semua kegiatan P5 bertujuan guna terwujudnya karakter yang termuat dalam Profil Pelajar Pancasila. Karakter itu sangat penting karena menentukan baik buruknya sebuah bangsa. Karakter yang kuat menjadikan bangsa yang kuat, dan karakter ini tidak lekang oleh waktu serta perubahan zaman. “Karakter yang positif akan selalu dapat beradaptasi di segala era†kata Faidah.
Dirinya menambahkan tema kearifan lokal sangat tepat, karena kearifan lokal saat ini mulai tergerus oleh globalisasi. Banyak generasi muda yang tergiur dengan budaya global yang nampak lebih eksotis dan spektakuler. Kalau dibiarkan terus menerus maka generasi akan kehilangn jati diri sebagai bangsa Indonesia. “Kearifan lokal mengandung falsafah hidup yang harus dilestarikan†imbuh Faidah.
Pelaksanaan kegiatan P5 yang akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mirit kali ini berbeda dengan kegiatan P5 sebelumnya. P5 pada tema-tema sebelumnya dilaksanakan dengan sistem blok dan melekat pada mata pelajaran. Tetapi pada tema kearifan lokal akan dilaksanakan dengan sistem semi blok.
“Pelaksanaan P5 kali ini yaitu tentang kearifan lokal dibuat dengan sistem semi blok. Hal tersebut dilakukan berdasarkan hasil refleksi dan aspirasi para siswa tentang pelaksaan P5 sebelumnya. Dimana sistem ini dilakukan selama 1 hari dalam sepekan mulai jam pelajaran pertama sampai terakhir†kata Nur Yulianti, S.Si. selaku koordinator projek.
Kearifan Lokal sebagai suatu ciri khas atau nilai budaya masyarakat lokal memiliki berbagai macam jenis. Misalnya berupa makanan khas, rumah adat, tarian daerah, alat musik, pakaian adat, kesenian, lagu tradisional dan permainan daerah. Bagi masyarakat Jawa sendiri kearifan lokal yang dimiliki dapat dijumpai dalam kehidupan disekitar kita. Sebagai contoh tata krama dalam pergaulan seperti yang dikatakan oleh Iwansyah, S.Pd. dalam sambutannya.Â
“Salah satu kearifan lokal di Indonesia adalah unggah-ungguh. Kita harus punya unggah-ungguh. Para guru adalah orang tua di sekolah bagi siswa. Jadi sebagai siswa harus hormat pada guru. Tidak ada kamusnya orang durhaka kepada orang tua hidupnya akan tenang dan berhasil†kata Wakil Kepala Sekolah bagian humas.
(Rn)