Pada Penghujung tahun 2005 para Kepala Desa dari 22 desa di Kecamatan Mirit mengadakan rapat untuk merencanakan pendirian sekolah menengah yang pertama. Rapat yang didasarkan pada musyawarah mufakat menghasilkan suatu keputusan untuk membangun Sekolah Menengah Atas (SMA) Mirit. Pendirian Sekolah ini didasarkan pada keinginan masyarakat di beberapa desa kecamatan Mirit agar terdapat suatu lembaga pendidikan formal yang berguna untuk kemajuan masyarakat wilayah Mirit.

Pembangunan SMA Mirit direncanakan menggunakan tanah milik desa atau tanah bengkok. Tanah bengkok tersebut terletak di desa Tlogodepok. Dengan adanya rencana pembangunan sekolah ini yang diharapkan dapat menjadi wadah dalam mencetak generasi yang lebih baik sehingga membawa kemajuan masyarakat Mirit, tentunya memerlukan biaya untuk mencapai tujuan ini. Biaya ini untuk pengembangan dan operasional sekolah seperti pembangunan gedung, pemenuhan sarana dan prasana, pendidik, dan juga tenaga kependidikan perlu diperhatikan. 

Sesuai dengan rencana para Kepala Desa wilayah Mirit yakni mendirikan suatu sekolah dan setiap tujuan membutuhkan biaya, maka perwakilan dari Kepala Desa mengajukan proposal kepada pemerintah untuk mendirikan SMA negeri di wilayah Mirit. Sebelum dibangun SMA negeri secara resmi, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar SMA Mirit menumpang di SMP Negeri 2 Mirit yang lokasinya tidak jauh dari tanah bengkok yang akan dibangun SMA.