Intip Proses Pembuatan Lanting Bonorowo, Simple Tanpa Cetakan


Kegiatan akhir semester di sekolah  umumnya diisi dengan Classmeeting, demikian pula di SMA N 1 Mirit, usai pelaksanaan kegiatan Penilaian Ahir Semester 1 (PAS) 2023, Osis mengadakan lomba porseni antar kelas, disela sela kegiatan tersebut sejumlah 30 siswa siswi didampingi Werdi Widodo, S.Pd selaku (guru bahasa Indonesia), Nur Yulianti (guru matematika) dan Munfiati (guru Prakarya dan Kewirausahaan) adakan kunjungan usaha ke lokasi produksi lanting di desa Rowosari Kecamatan Bonorowo, pada Kamis, 7 Desember 2023.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa siswi dalam pelatihan wirausaha , Tim Kewirausahaan SMA 1 Mirit ini secara berkala mengadakan study langsung ke UMKM di sekitar Kota Kebumen, kegiatan yang diagendakan setiap semester ini dilakukan untuk melihat langsung proses produksi diantaranya pembuatan lanting, yakni makanan olahan khas Kebumen, terbuat dari singkong yang diproses secara tradisional menjadi makanan ringan yang gurih dan renyah.

Proses pembuatan lanting dimulai dari tahapan awal  "Pemilihan bahan baku berupa singkong yang berkualitas yaitu singkong dengan kadar air sedikit agar lebih mudah dipres sehingga cepat kering ketika digiling menjadi tepung, singkong semacam inilah yang berkualitas",  tutur Yanto sang pemilik usaha lanting ini.

Lebih detail Yanto menjelaskan "Setelah singkong dikupas dan dicuci hingga bersih lalu diparut kasar kemudian dihaluskan menggunakan mesin, setelah parutan singkong agak kering dicampur sedikit tepung tapioka lalu diberi bumbu garam, bawang, penyedap rasa dan sebagian diberi sedikit pewarna makanan merah untuk kombinasi agar lebih menarik, setelah tercampur rata dengan bumbu lalu adonan dikukus dalam tungku besar, setelah matang adonan digiling kembali menjadi butiran butiran panjang kemudian masing masing dipotong kecil kira kira 3 cm lalu digabungkan sehingga menjadi bulatan bulatan kecil, hal ini dilakukan secara manual, setelah itu lanting tersebut dijemur hingga kering kemudian digoreng dalam minyak panas dengan temperatur tinggi, setelah itu ditiriskan sampai dingin, berikutnya lanting dikemas dan siap didistribusikan ke toko toko dan pasar sekitar Kebumen maupun ke luar kota." Jelasnya panjang lebar.

Menurut Yanto hambatan yang  paling sulit dalam proses produksi adalah "Ketika tidak ada panas matahari karena produksi lanting harus sekali kering dalam 24 jam, jika tidak ada panas maka akan mempengaruhi hasilnya, lanting tidak renyah dan rasanya menjadi asam" paparnya.

Selain itu peralatan mesin yang sederhana belum maksimal sehingga masih butuh proses manual misal dalam mencetak maupun menggiling bahan baku harus  sedikit demi sedikit sehingga kurang efektif dan efisien waktu produksi" imbuhnya

Harapannya ke depan produksi lanting bisa lebih praktis, hiegenis, modern, bercitarasa dengan varian rasa yang lebih menarik dan beraneka macam, seperti pedas  manis, gurih, rasa  jagung, keju dan sebagainya.

Untuk harga jual pada pedagang grosir satu bal lanting ukuran 3 kg dihargai Rp.52.000. disamping itu pemasaran lanting  belum menjangkau pasar global karena produk makanan lokal kalah dengan produk makanan nasional pabrikan yang diproduksi lebih modern meskipun harganya jauh lebih mahal.

(MF)

Copyright © 2020 - 2025 SMA NEGERI 1 MIRIT