Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Kompetensi Pedagogik Guru


SMA Negeri 1 Mirit, Kebumen menggelar kegiatan In House Training (IHT) Penguatan Kompetensi Pedagogik Guru hari ini, Selasa (9/8/2022). Kegiatan diikuti oleh seluruh guru di sekolah yang berada di jalur lintas selatan tersebut..

Sugiyanto, S.Pd., M.Pd., pimpinan sekolah setempat menilai bahwa selama ini banyak digelar pelatihan yang arahnya untuk kompetensi profesional. Sangat sedikit pelatihan untuk penguatan kapasitas pedagogik guru. Padahal kompetensi pedagogik itu penting. "Kompetensi guru meliputi kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial. Semua harus berkembang secara seimbang," ujar Sugiyanto dalam sambutannya. Pihaknya pun berharap, ke depan pelayanan guru seperti pegawai bank yang totalitas dalam bekerja. "Semoga guru bisa seperti pegawai bank yang tulus melayani sepenuh hati," tambahnya.

Hadir sebagai narasumber, Sabar Riyanto, S.Pd., MT., yang merupakan pengawas SMA Cabang IX Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Dalam paparannya, Sabar menjelaskan pentingnya memahami karakteristik dan potensi peserta didik yang beragam. Apapun keadaan peserta didik harus mendapatkan pelayanan terbaik di sekolah. "Salah satunya melalui pembelajaran berdiferensiasi," katanya.

Menurutnya, pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses belajar mengajar di mana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya. "Strategi implementasi pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan diferensiasi konten, proses maupun produk," imbuh Sabar.

Sedangkan, keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran berdiferensiasi dapat berupa kesiapan belajar murid (readines), minat murid (interest) dan profil belajar murid (learning profiles). 

Sabar menambahkan, berbagai cara untuk identifikasi kebutuhan belajar murid dapat dilakukan dengan mengamati perilaku murid, mengidentifikasi pengetahuan awal, review dan refleksi praktik pembelajaran, dan berbicara dengan guru sebelumnya. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan membaca raport murid dan melalui penilaian formatif dan diagnostik. "Modul ajar berdiferensiasi tidak perlu dibuat secara keseluruhan, cukup pada bagian pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan adanya aktivitas pembelajaran yang berbeda sesuai kebutuhan siswa," pungkas Sabar.


(FS)


Copyright © 2020 - 2024 SMA NEGERI 1 MIRIT