SMA Negeri 1 Mirit kembali menggelar kegiatan bersama Puskesmas Kecamatan
Mirit pada Senin, 7 Agustus 2023. Puluhan siswa dari kelas X dan kelas XI
mengikuti sosialisasi screening kesehatan jiwa di ruang pertemuan setempat.
Kegiatan yang bertemakan “Kesehatan Mental Remaja†ini sebagai wujud kerjasama
antara SMA Negeri 1 Mirit dengan Puskesmas kecamatan Mirit.
Menanggapi kegiatan tersebut, Kepala SMA Negeri 1 Mirit, Sugiyanto, S.Pd,. M.Pd. mengatakan,
“Saya selaku Kepala sekolah di SMA Negeri 1 Mirit menyambut dengan
baik kegiatan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Puskesmas atas
kerjasamanya membantu warga sekolah untuk screening kesehatan jiwa.†Â
“Kegiatan ini merupakan deteksi dini kejiwaan, yang nantinya dapat diselesaikan ditingkat sekolah. Jadi, kita dari puskesmas akan bekerja sama dengan BK.†kata Tsiau Sian selaku Programer Jiwa Puskesmas Mirit.
Screening kesehatan jiwa berlangsung selama kurang lebih 2 jam, dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Pada awal kegiatan siswa diberi arahan tentang screening kesehatan jiwa, kemudian dilanjutkan dengan pengisian data pada aplikasi SiJiwa. Adapun sasaran screening kesehatan jiwa adalah usia remaja. Hal tersebut dilakukan dengan alasan perkembangan remaja merupakan fase pencarian jati diri, dimana remaja itu berada diantara dua persimpangan. Persimpangan antara dunia anak-anak dengan dunia dewasa yang menjadikan usia remaja memiliki emosi labil, mudah terpengaruh atau mudah berubah dikarenakan keadaan hormonal.
“Screening kesehatan sebenarnya untuk semua usia, dimulai dari usia 4 tahun hingga dewasa. Tetapi, saat ini kita mengambil sasaran usia remaja yaitu usia SMA karena usia-usia ini adalah usia peralihan. Dari anak-anak menuju dewasa tetapi belum dikatakan dewasa. Nah pada usia inilah, kondisi kejiwaan anak masih dalam kondisi yang rawan dan labil.†Kata Tsiau Sian.
Gangguan mental terjadi karena ada faktor yang mempengaruhi. Faktor
yang mempengaruhi terganggunya kesehatan mental berasal dari faktor biologis,
keluarga dan lingkungan. Adapun dampak negatif yang timbul karena gangguan
mental tersebut diantaranya kenakalan remaja, kurang percaya diri, gangguan
mental, bunuh diri, sex bebas, dan drugs
abuse.
Pada kesempatan itu, koordinator UKS SMA Negeri 1 Mirit, Tentrem Budihartini, S.Pd menyampaikan bahwa beliau sangat mendukung dengan terselenggaranya kegiatan di SMA Mirit.
“Kami dari pihak SMA akan selalu welcome dengan program-program kesehatan dari puskesmas. Selain bentuk kerjasama yang baik, pihak sekolah juga akan mengetahui masalah yang terjadi pada siswanya. Kata Tentrem Budihartini, S.Pd
SMA Negeri 1 Mirit berharap kegiatan yang diselenggarakan di sekolah, khususnya sosialisasi screening kesehatan tidak berhenti sampai disini. Namun, ada tindak lanjutnya.
“Saya berharap kegiatan ini dilakukan secara berkala serta ada tindak lanjutnya. Sebagai sekolah penggerak kita akan terus berupaya menjadi sekolah yang terus berbenah menjadi lebih baik.†Kata Sugiyanto, S.Pd,. M.Pd.
Menurut penuturan Tsiau Sian, hasil dari sosialisasi ini akan dilakukan croscek jawaban responden terlebih dahulu kemudian dilakukan konseling dari BK dan puskesmas jika ditemukan anak yang bermasalah.
“Hasil Skrining kesehatan jiwa ini terlebih dahulu akan kami croscek
jawabannya berdasarkan aplikasi SiJiwa apakah isiannya sesuai yang dikatakan
oleh responden atau tidak, kemudian apabila ditemukan masalah mental dengan
anak akan dilakukan konseling dari BK dan puskesmas. Rencana kedepan screening akan
kami laksanakan setidaknya 6 bulan sekali.â€